Hangatnya Usaha Bubur Ayam

Pagi-pagi sarapan bubur ayam, ehm sedapnya. Sebagai penyuka bubur ayam, jadi ingin tahu lebih jauh tentang usaha ini, untuk itulah sambil menunggu pesanan dibuat sekalian tanya-tanya. Obrolan singkat dengan 7 pedagang bubur ayam gerobak ini berlangsung di Pebruari 2022, hanya gambaran umum bagaimana menjalankan usaha ini, bukan tentang bagaimana membuat bubur yang disukai pembeli, berapa modal yang dibutuhkan apalagi berapa keuntungan yang diperoleh.

usaha bubur ayam


Satu porsi bubur ayam
Sajian satu porsi terdiri dari semangkuk bubur hangat diberi bumbu kuah kaldu kuning, lada putih bubuk, kecap asin (ada yang tidak menyediakan) dan kecap manis. Diberi irisan daun seledri serta taburan bawang dan kacang kedelai goreng. Ditambahkan suiran ayam goreng. Ditutup dengan kerupuk bawang. Makin lezat saat ditambahkan sambal. Selesai menyantap, minum teh hangat. Lengkap sudah.

Menu tambahan
Dari 7 pedagang, 5 diantaranya menyediakan menu tambahan berupa sate usus, ati, ampela yang dipotong-potong isi 4 potongan per tusuk dan sate telur puyuh isi 3 per tusuk. Semua sate diolah dengan bumbu kuning. Menu ini tidak termasuk harga per porsi bubur ayam. Mereka menyediakan tidak banyak kurang lebih 40-60 tusuk dan menu tambahan ini selalu habis. Nampaknya banyak juga pembeli yang memborongnya. "Kadang kasihan pembeli lain tidak kebagian, tak bisa nolak, karena sama-sama pembeli", ungkap salah seorang pedagang.

Lokasi
Meskipun bisa saja jualan di rumah, mencari lokasi di pinggir jalan yang dilalui banyak orang jadi pilihan utama, peluang mendapatkan pembeli lebih besar. Jarak lokasi jualan dengan tempat tinggal tidak begitu jauh, pertimbangannya selain harus mendorong gerobak yang sudah terisi, juga bubur agar tetap hangat karena tak membawa kompor. Lima pedagang yang didatangi berjualan di jalur yang sama, di pinggir jalan yang menghubungkan beberapa perumahan, jarak antar tempat mangkal mereka sekitar 100-200 meter, sementara dua lainnya di lokasi berbeda tapi sama-sama di pinggir jalan, dekat sekolah juga perumahan, jarak antar keduanya sekitar 100 meter. Meskipun jarak tak begitu jauh, jam 9 atau 10 pagi jualan sudah habis.

Jam buka
Kebetulan para pedagang ini semuanya berjualan di pagi hari, jam 6 gerobak sudah ada di lokasi jualan dan siap melayani pembeli. "Yang mau sekolah, mau kerja, mau olahraga biar bisa sarapan dulu, tak perlu repot pagi-pagi menyiapkan sarapan di rumah", jadi salah satu alasan yang dikemukakan 4 pedagang saat ditanya mengapa mulai jam tersebut. Ada yang berjualan setiap hari, ada juga yang mengambil libur 1 hari dalam seminggu.

Gerobak
Bisa dari bahan aluminium atau gerobak kayu yang dicat sesuai selera. Di bagian kaca tulisan bubur ayam terlihat jelas dengan warna cat mencolok, untuk nama ada yang mencantumkan ada yang tidak.

Rasa
Boleh jadi ini yang menjadi penilaian pertama oleh pembeli. Tidak sedikit yang melakukan pembelian berulang karena rasa yang enak, sebaliknya ada juga yang hanya melakukan pembelian satu atau beberapa kali saja karena kurang puas dengan rasa bubur ayam yang dibeli. Menjaga kualitas bubur ayam yang disajikan penting diperhatikan dalam usaha ini. Bukan hanya kelezatan buburnya saja, terkadang hal kecil pun bisa jadi perhatian pembeli, misalnya bubur terlalu cair, ayam goreng suir terlalu keras, kecapnya kurang manis, kacang kedelai kurang renyah, atau kerupuk yang melempem.

Harga
Penetapan harga oleh para pedagang ini hampir sama, kalaupun ada perbedaan di kisaran Rp. 1.000 dengan volume bubur per mangkuk yang tidak jauh berbeda. Harga yang terjangkau diimbangi kualitas rasa bubur ayam yang enak tentunya bisa memenuhi harapan pembeli. Harga murah sekalipun, bila rasa mengecewakan, bisa saja pembeli lari mencari alternatif lain.

Persiapan
Bukan hanya membutuhkan kemampuan memasak, usaha ini juga memerlukan kesiapan menjalankan aktifitas memasak saat dini hari, perubahan jadwal tidur atau istirahat bisa dimungkinkan. Pagi sekitar jam 10 dagangan umumnya sudah habis, siap-siap belanja bahan makanan kebutuhan dagang esok hari (meskipun beberapa bisa dibeli sekaligus). Jam 3 atau 4 sore mengolah ayam (sekalian mengambil air kaldu untuk memasak bubur), menggoreng kerupuk, bawang, kacang kedelai, dan lainnya. Jam 2 atau 3 dini hari memasak bubur ayam. Dilanjutkan pagi hari, membersihkan gerobak sambil menata makanannya hingga gerobak siap didorong, sampai di lokasi sudah siap melayani.

Penataan
Disesuaikan ukuran bagian dalam gerobak, berikut ini ilustrasi secara umum:
  • Sisi kanan ada dandang (berikut tutup) berisi bubur. Disampingnya disediakan mangkuk untuk meletakkan sendok setelah mengambil bubur.
  • Bagian tengah ada tumpukan mangkuk, wadah berisi sendok, toples-toples masing-masing isi kacang kedelai, bawang goreng, irisan seledri, suiran ayam goreng (toples lebih besar), dan botol-botol yakni kecap manis, kuah kaldu ayam bumbu kuning, sambal dan lada putih bubuk.
  • Sisi kiri ada kerupuk dalam toples*) atau kaleng bekas biskuit dan nampan/wadah berisi menu tambahan (sate) yang ditata sesuai jenis.
  • Laci sisi kanan diisi gelas dan air minum**) dalam teko.
  • Laci tengah untuk menyimpan uang.
*) Selain di toples, ada yang menyimpan kerupuk dalam plastik ukuran besar, ada juga yang dikemas dalam plastik-plastik kecil untuk satu porsi. Diletakkan di bagian atas gerobak.

**) Pernah melihat pedagang lain yang menyediakan air minum kemasan ukuran gelas, gratis.

Penyajian dibawa pulang
Disesuaikan permintaan pembeli. Pengemasan memakai plastik tahan panas berisi bubur ayam berikut bumbu (kuah kaldu, lada putih, kecap), irisan seledri, taburan bawang goreng dan kacang kedelai, serta suiran ayam goreng. Sambal dan kerupuk dalam plastik terpisah. Pesanan dimasukkan dalam plastik keresek. Cara penyajian bubur ada yang langsung dituangkan ke plastik, ada juga yang menggunakan mangkuk sebagai alas untuk plastik.

Penyajian makan di tempat
Ada yang menyediakan meja (disimpan permanen di lokasi jualan), ada yang hanya bangku kayu (dibawa bersamaan dengan gerobak), ada juga yang tidak menyediakan namun pembeli makan di pelataran toko/kios:
  • Semangkuk bubur ayam komplit.
  • Kerupuk dalam mangkuk terpisah atau plastik yang sudah dikemas.
  • Menu tambahan (sate) sesuai permintaan pembeli, dalam mangkuk terpisah.
  • Air minum.

Pelayanan
Bukan hanya santun dan ramah saja, fokus menyimak apa yang menjadi permintaan pembeli perlu dilakukan. Tidak semua menginginkan isian bubur yang sama, misal tanpa kacang, sambalnya dibanyakin, minta tambah kerupuk, dsb. Tak sedikit juga yang memesan ½ porsi. Perhatian perlu dilakukan pada antrian pembeli, pelayanan sesuai urutan. Seringkali layanan dibawa pulang dan makan di tempat datang bersamaan, jangan sampai pembeli makan di tempat menunggu sampai antrian dibawa pulang selesai dilayani atau sebaliknya, untuk mengatasi ini biasanya pedagang minta izin untuk menyela antrian dibawa pulang sehingga bisa melayani pembeli makan ditempat.

Kebersihan personal
Pakaian yang bersih dan rapih tidah hanya memberikan kesan yang baik pada pembeli yang datang, tetapi ini justru membuat nyaman dan percaya diri pedagang saat melayani.

Kebersihan saat pelayanan
Ini memberikan kesan bersih dan apik:
  • Setiap selesai menuangkan bubur ke mangkuk atau beberapa mangkuk, dandang selalu ditutup kembali.
  • Sendok untuk mengambil bubur tidak dibiarkan dalam dandang melainkan diletakkan dalam tempat di dekat dandang.
  • Mengambil irisan seledri/bawang/kacang kedelai/suiran ayam goreng menggunakan sendok.
  • Setiap selesai membuat beberapa pesanan, bagian gerobak yang dipakai untuk penyajian dibersihkan dengan cara dilap hingga tidak ada ceceran makanan.
  • Kerupuk diambil tangan dengan bantuan plastik sehingga tidak bersentuhan.
  • Bila tersedia meja untuk makan ditempat, selalu dalam keadaan bersih, memberi kenyamanan pada pembeli berikutnya.

Kebersihan lingkungan
Menyapu, hal pertama dilakukan setelah gerobak sampai di lokasi jualan. Ada tempat sampah. Menyediakan sabun cuci dan bak/ember cuci bersih atau kotor serta mengganti air cuci secara berkala juga tidak membiarkan cucian menumpuk.

Berjualan tidak sendiri
Untuk yang berdagang tidak sendirian (misal ditemani 1 orang lainnya), pelayanan jauh lebih cepat karena ada pembagian tugas yang jelas. Meskipun demikian, antrian kadang tetap terlihat juga.

Jualan di market place
Dari 7 pedagang, satu diantaranya membuka di market place, bubur ditempatkan dalam toples plastik tahan panas, sementara untuk bumbu, isian taburan, kerupuk dan sambal dalam plastik terpisah. Pesanan dimasukkan dalam kantong kresek.

Kesimpulan
  1. Selain bubur ayam, menu sate usus/ati/ampela/telur puyuh menjadi nilai tambah.
  2. Lokasi di pinggir jalan jadi pilihan utama, peluang mendapatkan pembeli lebih besar.
  3. Menjaga kualitas bubur ayam yang disajikan penting diperhatikan, rasa bisa saja jadi penilaian pertama pembeli.
  4. Harga yang terjangkau diimbangi kualitas rasa bubur ayam yang enak bisa memenuhi harapan pembeli.
  5. Untuk yang jualan pagi hari, tidak hanya kemampuan memasak, usaha ini memerlukan kesiapan menjalankan aktifitas memasak saat dini hari.
  6. Selain santun dan ramah, fokus menyimak apa yang menjadi permintaan pembeli perlu dilakukan.
  7. Pelayanan sesuai urutan antrian.
  8. Kebersihan personal, saat memberikan layanan, dan lingkungan memberikan kesan bersih dan apik serta kenyamanan untuk pembeli.

Bagaimana, tertarik untuk usaha ini.

Komentar

Postingan Populer