Usaha Toko Kelontong, apa yang Disiapkan

Usaha Toko Kelontong banyak dilirik sebagai salah satu pilihan saat merencanakan membuka usaha sendiri. Mengapa tidak, toko kelontong banyak dijumpai, bertebaran di sekitar kita, hampir di setiap komplek perumahan ada lebih dari satu toko, sehingga bisa jadi banyak yang berfikir usaha ini mudah untuk dijalankan. Meskipun mudah, tata kelola toko perlu diperhatikan mengingat berbagai kemungkinan persoalan bisa saja terjadi.

Tulisan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa toko kelontong, bagaimana mengelolanya, dan obrolan santai dengan para pemiliknya yang sudah menjalankan toko lebih dari 5 tahun, tidak mengupas aspek modal dan analisa usaha, melainkan sisi lain yang kiranya perlu disiapkan.

usaha toko kelontong


Mengapa Memilih
Banyak faktor pendukung mengapa toko kelontong dimasukkan sebagai salah satu alternatif pilihan peluang usaha, antara lain:
  1. Kemudahan mendirikan, modal terkumpul, infrastruktur disiapkan, atur tata letak ruangan, belanja stok barang, dan toko siap operasional.
  2. Kemudahan sumber penyediaan barang, toko grosir banyak; bahkan tak ingin repot, grosir yang mobile (pakai motor atau mobil) datang ke toko; tawaran sistem konsinyasi pun banyak; bila sudah berkembang dan mendapatkan kepercayaan, pemesanan melalui sales dari pabrik bisa dilakukan dan barang dikirim.
usaha toko kelontong


Persoalan yang mungkin dihadapi
Sepintas mengelola usaha toko kelontong seperti yang mudah, tapi boleh jadi tidak demikian. Bagaimana tidak, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, misalnya:
  1. toko sepi pembeli atau toko lain ramai, toko kita tidak,
  2. stok barang makin sedikit, toko nampak kosong,
  3. barang-barang tertentu tidak keluar hingga akhirnya kadaluarsa,
  4. tidak mampu menyisihkan cadangan sewa atau cadangan terpakai belanja barang.

usaha toko kelontong


Ruang usaha
  1. Sewa. Banyak para perantau yang menyewa kios-kios untuk dijadikan toko kelontong, atau meskipun tinggal di kota yang sama, lebih memilih untuk menyewa. Bahkan ada yang mengembangkan usahanya membuka toko di beberapa lokasi berbeda di kota yang sama dengan cara menyewa. Mengapa harus sewa? Beberapa alasan diantaranya: pertama, karena memilih usaha toko kelontong sebagai pekerjaannya, membuka toko di rumah terasa kurang semangat atau kurang serius; kedua, keleluasaan mencari lokasi yang strategis (meskipun membuka toko di rumah pun bisa saja strategis); ketiga, mengharapkan jangkauan pasar lebih luas.
  2. Milik sendiri. Memanfaatkan kios milik sendiri, tentunya setelah melalui pertimbangan lebih menguntungkan dipakai sendiri dibandingkan disewakan.
  3. Buka di rumah. Dilakukan dengan memanfaatkan ruang yang ada seperti halaman atau garasi. Membuka toko di rumah, tidak terbebani dengan biaya sewa, namun pasar yang dibidik hanya sebatas lingkungan perumahan itu saja, dengan demikian banyak yang memilih usaha toko kelontong di rumah sebagai usaha sampingan yang umumnya dikelola oleh ibu rumah tangga atau pensiunan.

usaha toko kelontong


Penataan ruangan
 Faktor-faktor tata ruang yang diperhatikan pemilik toko antara lain:
  1. kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan,
  2. keamanan instalasi listrik,
  3. penyediaan tata cahaya yang optimal (misalnya siang hari tanpa menyalakan lampu, cukup bantuan sinar matahari, toko tetap terang),
  4. penyediaan area untuk konsumen memilih barang,
  5. kemudahan akses masuk saat barang datang,
  6. faktor keamanan saat melayani.

usaha toko kelontong


Display barang
Penempatan barang yang tertata apik mempercantik tampilan toko. Ruangan toko dan barang-barang dibersihkan di sela-sela waktu kosong atau secara berkala, bahkan ada juga pemilik toko yang melakukan perubahan tata letak barang guna merubah suasana.

Umumnya diperlukan:
  1. Satu atau dua etalase yang diletakkan di depan, bila ada 2 ditempatkan memanjang atau membentuk huruf L.
  2. Rak bertingkat ditempatkan di belakang dan atau samping.
  3. Selain etalase dan rak, banyak toko yang menata barang dengan cara digantungkan, untuk itu perlu disediakan palang gantungan. Penyimpanan barang dipisahkan antara makanan/minuman dengan barang non konsumsi seperti sabun, detergen, dan sebagainya.
  4. Untuk minuman dingin diperlukan kulkas show case, umumnya diletakkan di depan agar pembeli mudah memilih dan mengambilnya.

usaha toko kelontong


Suasana toko
Mungkin gambaran suasana seperti ini yang banyak diinginkan pemilik toko kelontong:
  • Di depan tepatnya di bagian atas mengarah keluar, spanduk nama toko terpampang (bersponsor atau tidak).
  • Deretan depan tersusun rapih tumpukan air minum kemasan, galon dan gas. Dekat pintu masuk, kulkas show case berdiri tegak berisi aneka minuman segar.
  • Masuk kedalam, etalase bagian dalam penuh barang tersusun di setiap rak, bagian atas etalase padat (bahkan bertumpuk) jajanan makanan kemasan kecil.
  • Sisi kiri, kanan dan belakang etalase, barang tertata apik di rak bertingkat, toples-toples makanan, permen, cemilan tersusun di rak bagian samping.
  • Melihat ke atas, deretan makanan dan minuman sachet rapat menggantung di palang gantungan, aneka kerupuk menggantung memadati palang di bagian depan.


usaha toko kelontong


Penyediaan barang
 Barang yang mau dibeli, tidak ada”, pengalaman ini mungkin pernah dirasakan pembeli di toko kelontong. Sebagai pemilik toko, bagaimana menyikapinya bisa berbeda-beda tergantung pada konsep penyediaan barang yang dijalankan dan kekuatan modal dimiliki.

Menyediakan beragam barang meski dengan jumlah stok minimal, tentunya dibutuhan modal kerja yang lebih banyak. Pilihan ini menjadikan toko terlihat penuh dan komplit serta boleh jadi memperkecil penolakan pada pembeli. Namun kemungkinan ada barang yang tidak keluar yang mengakibatkan tertahannya modal kerja atau hingga barang kadaluarsa bisa saja terjadi.

Cermat dalam menyediakan barang, disesuaikan target market yang akan dipilih, dengan memperhatikan tingkat atau lama perputaran masing-masing barang (inventory turnover). Anggapan “toko tidak komplit” bisa saja timbul, namun tidak mengapa, seiring berjalannya waktu akan diketahui barang yang perputarannya cepat (fast moving) dan yang lambat (slow moving) sehingga bisa diputuskan apakah akan menyediakan dalam jumlah sedikit atau tidak perlu menyediakan kembali.


usaha toko kelontong


Pertimbangan dalam penyediaan barang 
  1. Selektif, dari pengalaman diketahui mana yang banyak diminati dan mana yang tidak, baik pada barang kebutuhan sehari-hari maupun jajajan makanan ringan untuk anak-anak. Secara berangsur barang yang tidak diminati tidak disediakan kembali.
  2. Stok selalu ada, dilakukan pada barang yang perputarannya cepat guna menghindari kekecewaan pembeli saat membutuhkan (tentu lain masalahnya bila barang di pabrik kosong).
  3. Ukuran/volume, apakah menyediakan dalam ukuran banyak, sedikit, atau dua-duanya. Umumnya barang yang perputaran cepat disediakan dalam berbagai ukuran. 
  4. Varian, apakah untuk satu produk disediakan dengan banyak varian atau hanya satu dua varian saja. Penyedian banyak varian umumnya dilakukan pada barang banyak diminati, baik itu barang konsumsi maupun non konsumsi.
  5. Kemasan, meliputi keutuhan, kebersihan serta tanggal kadaluarsa terutama untuk produk makanan/minuman.

usaha toko kelontong


Pengelolaan
Dari toko-toko kelontong yang diamati, pengelolaan toko secara umum sebagai berikut:

Jam layanan. Buka 24 jam (kebanyakan berlokasi di pinggir jalan), buka mulai jam 5 pagi (juga menjual sayuran) sampai jam 10 malam, namun umumnya toko buka mulai jam 7 pagi sampai 10 malam.

Pengelola. Umumnya oleh pemilik (bersama keluarga), perekrutan tenaga kerja dilakukan seiring meningkatnya aktifitas toko.

Harga jual. Harga jual untuk produk yang sama antara satu toko dengan toko lain bisa sama atau beda (kalaupun beda umumnya tidak terlalu besar), penentuan harga jual tergantung kebijakan pemilik toko. Namun karena barang yang dijual tergolong kebutuhan sehari-hari, tidak menutup kemungkinan pembeli membandingkan harga antar toko atau bahkan umum dilakukan.

Tidak menerima kas bon, tulisan ini banyak ditempel di etalase toko, tentunya kebijakan pemilik toko ini berkaitan dengan modal kerja atau faktor lainnya.

Pencatatan. Barang yang akan dibeli disertai harga beli umumnya dicatat mengingat kebutuhan informasi ini diperlulan untuk penentuan harga jual. Pencatatan dalam bentuk neraca dan laba/rugi mungkin jarang atau tidak dilakukan, namun pembuatan laporan keuangan sederhana perlu dimulai yang suatu saat diperlukan apabila ingin berhubungan dengan pihak bank untuk pengembangan usaha.

Pelayanan yang baik. Tidak ada penjualan tanpa pembelian, toko tidak jalan tanpa pembeli, itu sebabnya kualitas layanan yang baik serta tetap menjaganya menjadi langkah awal dalam memperoleh pelanggan. Sekali lagi, mengingat toko kelontong menyediakan barang kebutuhan sehari-hari, maka pembeli yang awalnya hanya datang 1 atau 2x umumnya akan kembali melakukan pembelian ulang dan selanjutnya menjadi pelanggan, oleh karena itu perlu membina hubungan dengan pelanggan.

usaha toko kelontong


Mental kuat
Awal memutuskan memilih usaha toko kelontong, maka dimulai juga persiapan mental, mengapa demikian, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Hasil akhir sudah ada yang menentukan, kekuasaan Maha Pencipta. Proses menjalani usaha, keuletan, tidak mudah menyerah menjadi penting hingga diperoleh jalan keluar.

Toko sepi pembeli atau toko lain ramai, toko kita tidak. Banyak faktor yang menyebabkan ini terjadi, mulai faktor dari luar (eksternal) atau faktor dari dalam (internal). Bila karena faktor eksternal, misalnya saat daya beli menurun, penyediaan barang dalam ukuran kecil (misalnya ukuran sachet) mungkin bisa menjadi solusi bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Bila karena faktor internal yakni dari toko, perlu dilihat kembali apa yang menjadi penyebabnya, apakah kualitas barang menurun, harga jual terlalu besar perbedaannya dengan toko lain, pelayanan yang kurang baik, atau lainnya, mengkaji ulang kebijakan toko yang sudah ditetapkan tentu tidak ada salahnya.

Stok barang makin sedikit, toko nampak kosong. Boleh jadi modal terpakai untuk keperluan selain toko, memperhatikan kembali tata kelola modal bisa menjadi salah satu cara mengatasi.

Barang-barang tertentu tidak keluar hingga akhirnya kadaluarsa. Mencermati konsep penyediaan barang menjadi salah satu cara mengatasi hingga bisa diketahui mana yang diminati dan tidak diminati, mana barang yang cepat habis mana yang tidak. Penyediaan barang sesuai pasar yang dipilih juga perlu dilakukan. Tidak terburu-buru dalam keputusan penyediaan barang yang sedang trend atau viral menjadi langkah yang cermat juga.

usaha toko kelontong

Postingan Populer